HOMILETIKA: Seni Khotbah dan Homili
Kategori | Buku Rohani Kristiani |
Stok | Ready |
Di lihat | 126 kali |
Berat(/pcs) | 0.2 Kg |
Harga | Rp 39.100 46.000 |
Anda Hemat | Rp 6.900 (15.00%) |
Kategori | Buku Rohani Kristiani |
Stok | Ready |
Di lihat | 126 kali |
Berat(/pcs) | 0.2 Kg |
Harga | Rp 39.100 46.000 |
Anda Hemat | Rp 6.900 (15.00%) |
“Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh sabda Kristus” (Rm 10:17). Rasul Paulus dengan tepat mengungkapkan bagaimana mulanya proses beriman terjadi. Iman bermula dari telinga yang mendengar sabda Kristus. Dari telinga, sabda Kristus lalu masuk ke kepala di mana akal budi mencerna isi sabda. Kemudian sabda itu turun ke hati dalam sikap percaya dan penyerahan diri. Seterusnya, sabda tersebut diserukan oleh mulut dalam pengakuan iman, diaktualkan oleh tangan dan kaki dalam tindakan penyembahan dan perbuatan baik. Seni Khotbah dan Homili
kotbah dan homili. Lantaran iman itu bermula dari pendengaran akan sabda Kristus, maka sabda Kristus itu haruslah diwartakan. Di dalam Gereja, pewartaan sabda Kristus itu lazim dilakukan dengan homili. Melalui homili, sabda Kristus diteruskan kepada umat beriman dengan penjelasan yang segamblang-gamblangnya, supaya umat beriman mengerti dengan baik misteri-misteri iman yang dinyatakan oleh Allah melalui Kristus. Dari penerusan sabda Kristus inilah Gereja dibangun dan bertumbuh.
Secara harfiah, kata “homili” berasal dari kata Yunani, yakni homilia yang berarti percakapan dalam suasana akrab dengan pribadi lain.Dalam lingkungan Gereja, istilah homilia pertama kali dipakai dan dipopulerkan oleh Origenes. Ia mengartikan homilia sebagai penjelasan isi Kitab Suci yang dimaklumkan dalam perayaan. Tujuan penjelasan itu adalah memahami pesan-pesan rohani dengan kesimpulan–kesimpulan praktis untuk dihayati, baik dalam perayaan maupun dalam hidup sehari-hari.
Merujuk pada pengertian Origenes, bisa dikatakan bahwa homili selalu merujuk pada penjabaran Kitab Suci dalam konteks perayaan iman. Dalam PUMR 65 ditandaskan lagi bahwa “homili merupakan bagian dari liturgi dan sangat dianjurkan, sebab homili itu penting untuk memupuk semangat hidup Kristen”. Karena itu, penting untuk diperhatikan bahwa homili berbeda dengan kotbah. Kotbah memiliki artian yang lebih luas dan digunakan dalam konteks di luar ibadah, sedangkan konteks homili terbatas pada perayaan liturgi Gereja. Ia adalah bagian utuh dari liturgi (bdk. SC 52). Karena Kristus hadir dalam tiap upacara liturgi Gereja, maka saat homili adalah saat di mana Kristus berbicara kepada umat-Nya melalui pelayan tertahbis dalam roh dan kebenaran.
Seni Khotbah dan Homili